Selasa, 21 Desember 2010

Mata Buta Sayang Mama

March, 14, 2002
Siang panas ku... duduk di emperan jalan raya termenung sendiri sambil menikmati "suara" mobil dan sepeda motor beterbangan yang tertiup oleh angin segar sedikit berbau asap. Suara sombong terdengar bagai anjing jalanan yang menggonggong karena lapar menyambut dirinya. ingin kupukul kepalaku yang bodoh karena hanya termenung terus kerjanya seperti sapi ompong yang ditinggal gembala. katanya 'mampu'..... mana..? buktikan...!
Jiwaku sih! berkata: "jangan lakukan.." (satu kali), "jangan lakukan.." (dua kali)..., tapi ego yang keras terus menusuk mata berkali-kali sampai buta tidak melihat dan tidak sadar seperti tubuh mati tanpa roh. seperti pedang menusuk tubuhku! aku mati tanpa perasaan sesuatu pun, yang ada hanya ego-ego yang aku punya, yang mendorong aku pada kesombongan diri, kesombongan rohani, kesombongan jiwa, akhirnya.. "matilah aku.."
Tapi satu lagu mengingatkan aku akan siapa yang melahirkan aku, yang adalah seorang pejuang bagi orang-orang yang selalu menyayangi aku seperti monyet melindungi anaknya yang baru lahir. dialah salah satu angan dan impianku sehari-hari. Ingin ku sentuh tangannya dan ku hapus air matanya, ya... engkau ibuku...! yang kusayangi hai kekasih jiwaku.



0 komentar:

Posting Komentar