Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Menimbang bahwa anak dan pemuda merupakan kekuatan yang mempunyai potensi besar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara, serta merupakan sumber tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Mereka merupakan modal pembangunan yang harus digarap dengan efektif dan efisien. Namun, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya sehingga tidak mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan. kurang intensif dan kurang merata pengawasan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak. Prestasi merupakan penilaian terhadap sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pengajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, sehingga prestasi belajar menjadi penting karena akan ada gambaran yang jelas tentang tingkat keberhasilan dari kegiatan siswa selama mengikuti pelajaran (Purwanto, 1990). Hampir sama dengan purwanto, Winkel (2005), menyatakan bahwa prestasi belajar sering disebut sebagai hasil dari perbuatan belajar yang melukiskan taraf kemampuan seseorang setelah belajar dan berlatih secara sengaja, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih maju. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Hasil belajar atau prestasi belajar disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf. Sejalan dengan itu, Azwar (1996) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar. Sedangkan Suryabrata (1984) lebih memperjelas dengan memberikan definisi tentang prestasi belajar yaitu hasil ujian yang dilakukan melalui penilaian dengan jalan testing, mengerjakan tugas, menanyakan berbagai hal, membuat karangan, menyuruh memproduksi hal-hal yang telah diterima sebagai pelajaran, dan memberi ulangan yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan anak didik. Akan tetapi dalam peraihan prestasi tentunya ada peran serta yang harus mendukung antara lain dukungan sosial dari orang tua. menurut Gottlieb (1983) terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal yang berupa bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh adanya keakraban atau adanya kehadiran seseorang dan bermanfaat serta mempengaruhi perilaku emosi dari pengaruh negatif serta tekanan hidup. Informasi tersebut dapat diperoleh dari keluarga, teman, pasangan hidup, kekasih dan masyarakat. Sarafino (1990) mendefinisikan dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian atau membantu orang menerima dari orang-orang atau kelompok lain.
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Menimbang bahwa anak dan pemuda merupakan kekuatan yang mempunyai potensi besar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara, serta merupakan sumber tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Mereka merupakan modal pembangunan yang harus digarap dengan efektif dan efisien. Namun, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya sehingga tidak mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan. kurang intensif dan kurang merata pengawasan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak. Prestasi merupakan penilaian terhadap sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pengajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, sehingga prestasi belajar menjadi penting karena akan ada gambaran yang jelas tentang tingkat keberhasilan dari kegiatan siswa selama mengikuti pelajaran (Purwanto, 1990). Hampir sama dengan purwanto, Winkel (2005), menyatakan bahwa prestasi belajar sering disebut sebagai hasil dari perbuatan belajar yang melukiskan taraf kemampuan seseorang setelah belajar dan berlatih secara sengaja, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih maju. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Hasil belajar atau prestasi belajar disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf. Sejalan dengan itu, Azwar (1996) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar. Sedangkan Suryabrata (1984) lebih memperjelas dengan memberikan definisi tentang prestasi belajar yaitu hasil ujian yang dilakukan melalui penilaian dengan jalan testing, mengerjakan tugas, menanyakan berbagai hal, membuat karangan, menyuruh memproduksi hal-hal yang telah diterima sebagai pelajaran, dan memberi ulangan yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan anak didik. Akan tetapi dalam peraihan prestasi tentunya ada peran serta yang harus mendukung antara lain dukungan sosial dari orang tua. menurut Gottlieb (1983) terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal yang berupa bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh adanya keakraban atau adanya kehadiran seseorang dan bermanfaat serta mempengaruhi perilaku emosi dari pengaruh negatif serta tekanan hidup. Informasi tersebut dapat diperoleh dari keluarga, teman, pasangan hidup, kekasih dan masyarakat. Sarafino (1990) mendefinisikan dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian atau membantu orang menerima dari orang-orang atau kelompok lain.
Gibson, dkk (dalam Putri, 2005) menguraikan dukungan sosial sebagai suatu informasi penting yang diperoleh dari orang lain, sehingga seseorang menjadi percaya bahwa dirinya diperhatikan, dicintai, dihargai, dihormati serta menjadi bagian dari lingkungan, bila seseorang berada dalam kesulitan akan mendapat bantuan dan dukungan dari kelompoknya. Menurut Smet (1994) mengemukakan bahwa dukungan sosial merupakan sebagai suatu kesenangan perhatiam, penghargaan atau pertolongan yang diterima individu lain dan kelompoknya. Ditambahkan pula bahwa informasi tersebut diperoleh dari pola hubungan keluarga, guru, teman sebaya, kelompok atau organisasi. Selain itu juga memerlukan McClelland dan Geen (dalam Feldman, 1992) menyebutkan bahwa di dalam diri manusia selain ada dorongan yang bersifat biologis, terdapat juga dorongan lain yang sangat kuat dan tidak memiliki dasar biologis yaitu kebutuhan untuk mendapatkan prestasi. Kebutuhan untuk mendapatkan prestasi merupakan salah satu motif ini dipelajari dalam lingkungan dan melibatkan orang lain serta motif ini merupakan suatu komponen penting dalam kepribadian dalam kepribadian yang membuat manusia berbeda satu sama lain (Morgan,dkk, 1986).
McCleland (dalam Robin, 1996) mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar dan berusaha untuk mendapatkan kesuksesan atas kegiatan yang dilakukannya. Lebih lanjut MC. Clelland mengemukakan bahwa keinginan untuk berprestasi yang tinggi (Need for achievement) merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi. Individu yang mempunyai motivasi. Kiranya hal tersebut mempengaruhi prestasi belajar dan berdampak tertentu pada anak-anak, yang mungkin menyebabkan adanya hubungan dari dukungan sosial orang tua dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial orang tua, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.
0 komentar:
Posting Komentar